Telematika berasal dari bahasa perancis yaitu telematique yang merujuk pada bertemunya sistem dengan teknologi informasi. Teknologi informasi merujuk pada sarana prasarana, sistem dan metode untuk perolehan, pengiriman, penerimaan, pengolahan, penafsiran, penyimpanan, dan penggunaan data yang bermakna (Miarso,2007).
Fungsi dari telematika yang pertama adalah sebagai penyampai informasi, yaitu agar orang yang melakukan komunikasi menjadi berpengetahuan dari sebelumnya. Bertambahnya pengetahuan manusia akan meningkatkan keterampilan hidup, menambah kecerdasan, meningkatkan kesadaran dan wawasan. Fungsi yang kedua adalah sarana kontak hidup sosial masyarakat, yaitu interaksi sosial menimbulkan kebersamaan, keakraban, dan kesatuan yang akan melahirkan kerjasama.
Selain memiliki fungsi telematika juga memiliki peran yang sangat penting, diantaranya mengoptimalkan proses pembangunan, meningkatkan pendapatan, dan pemersatu bangsa. Pemanfaatan telematika di bidang pendidikan sudah diterapkan seperti perpustakaan elektronik, surat elektronik, ensiklopedia,sistem distribusi bahan secara elektronis, pengelolaan sistem informasi,dan video teleconference.
Dampak dari penggunaan telematika yaitu penghematan transfortasi dan bahan bakar, menghindarkan jam-jam yang tidak produktif menjadi lebih produktif, mengembangkan konsep kegiatan tersebar secara merata ke seluruh daerah dan menyuguhkan banyak pilihan sarana telekomunikasi.
Globalisasi merupakan hal yang sangat mengerikan jika bisa merubah semua tatanan kehidupan dengan meninggalkan nilai-nilai luhur bangsa. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional tidak akan terlepas dari pengaruh globalisasi. Namun, dari perubahan itu justru globalisasi juga memiliki dampak dan manfaat yang positif bagi bangsa indonesia.Oleh karena itu, bangsa indonesia harus memiliki filter untuk menangkal dampak negatif dari globalisasi. Respon bangsa Indonesia sendiri terhadap globalisasi itu adalah sebagai peluang dan tantangan. Peluang berarti setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memanfaatkan situasi ini dalam menghidupi kehidupannya dengan baik, sedangkan tantangan berarti setiap orang diberi kesempatan untuk berkompetisi dan menunjukkan kemampuannya.
Kalau anda gemar fotografi tentu anda mengenal dengan baik cara kerja kamera. pada dasarnya proses pembuatan foto yang dilakukan kamera sama dengan proses melihat pada mata. Pada mata, sinar yang dipantulkan oleh benda masyk melalui pupil. kemudian dengan daya akomodasinya, lensa mengarahkan sinar itu agar tepat mengenai retina.
Retina gambar itu sudah ada, hanya tinggal dicetak di otak. begitu pula dengan kamera foto, sinar masuk melalui diafragma dan difokuskan oleh lensa ke film. Gambar yang telah ditangkap film kemudian dicetak dalam kertas. Dua hal diatas “mata kemera dan mata biasa” secara umum terlihat sama, sama-sama merekam. Tapi pada dasarnya sangat berbeda. Mata kamera bersifat “rakus” atau “menelan” apa yang ada didepannya sepanjang dan selebar frame yang tersedia. Mata biasa bersifat selektif, ia hanya melihat apa yang ia ingin lihat. kesimpulannya baik mata maupun kamera tentu ada penciptanya dan masing-masing memiliki fungsi yang spesifik.
Animasi adalah suatu rangkaian gambar diam secara inbeetwhin dengan jumlah yang banyak,bila kita proyeksikani akan terlihat seolah-olah hidup atau bergerak. contohnya saja seperti film-film kartun di televisi maupun di layar lebar. di era teknologi saat ini banyak sekali software-software computer yang mensupport pembuatan animasi seperti director, adobe image ready,flash,3d studio max,ulead cool 3d studio. animasi tidak hanya untuk film kartun saja dapat juga kita gunakan untuk media pendidikan, informasi,dan media pengetahuan lainnya yang tidak dapat dijangkau dengan life melalui kamera photo atau video.
untuk membuat film atau video animasi tidak cukup hanya mengandalkan software yang ada, melainkan kita harus dapat menguasai dasar-dasar animasi terlebih video animasi agar hasil animai kita mencapai sempurna.
Pada umumnya banyak di kalangan remaja-remaja kita yang berminat membuat video animasi kartun khususnya remaja smk multimedia yang hanya mengandalkan software komputer saja tidak hanya mendapatkan pengetahuan dasar animasi padahal basic menggambarkan sudah memadai.
* Fonem yaitu unsur terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk membedakan arti dari satu kata. Contohnya kata ular dan ulas memiliki arti yang berbeda karena perbedaan pada fonem /er/ dan /es/. Setiap bahasa memiliki jumlah dan jenis fonem yang berbeda-beda. Misalnya bahasa Jepang tidak mengenal fonem /la/ sehingga perkataan yang menggunakan fonem /la/ diganti dengan fonem /ra/.
* Morfem yaitu unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga.
* Sintaksis yaitu penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan sistematis yang berlaku pada bahasa tertentu. Dalam bahasa Indonesia terdapat aturan SPO atau subjek-predikat-objek. Aturan ini berbeda pada bahasa yang berbeda, misalnya pada bahasa Belanda dan Jerman aturan pembuatan kalimat adalah kata kerja selalu menjadi kata kedua dalam setiap kalimat. Hal ini berbeda dengan bahasa Inggris yang memperbolehkan kata kerja diletakan bukan pada urutan kedua dalam suatu kalimat.
* Semantik mempelajari arti dan makna dari suatu bahasa yang dibentuk dalam suatu kalimat.
* Diskurs mengkaji bahasa pada tahap percakapan, paragraf, bab, cerita atau literatur.
2. Apa yang terjadi apabila kita tidak memiliki bahasa ?
Karena bahasa adalah sebagai alat komunikasi antar daerah dan budaya yang berbeda-beda dalam beragam aktifitas keseharian. Bisa dibayangkan bila tidak ada bahasa.
3. BenArkah bahasa dapat mempengaruhi perilaku manusia?
Menurut Sabriani (1963), mempertanyakan bahwa apakah bahasa mempengaruhi perilaku manusia atau tidak? Sebenarnya ada variabel lain yang berada diantara variabel bahasa dan perilaku. Variabel tersebut adalah variabel realita. Jika hal ini benar, maka terbukalah peluang bahwa belum tentu bahasa yang mempengaruhi perilaku manusia, bisa jadi realita atau keduanya. Kehadiran realita dan hubungannya dengan variabel lain, yakni bahasa dan perilaku, perlu dibuktikan kebenarannya. Selain itu, perlu juga dicermati bahwa istilah perilaku menyiratkan penutur. Istilah perilaku merujuk ke perilaku penutur bahasa, yang dalam artian komunikasi mencakup pendengar, pembaca, pembicara, dan penulis. Dengan memakai pengertian yang diberikan oleh Bolinger(1981) tentang realita, pengetahuan dunia dapat diartikan identik dengan pengetahuan realita. Bagaimana manusia memperoleh bahasa dapat dijelaskan dengan teori-teori pemerolehan bahasa. Sedangkan pemerolehan pengetahuan dunia (realita) atau proses penghubungan bahasa dan realita pada prinsipnya sama, yakni manusia memperoleh representasi mental realita melalui pengalaman yang langsung atau melalui pemberitahuan orang lain. Misalnya seseorang menyaksikan sebuah kecelakaan terjadi, orang tersebut akan memiliki representasi mental tentang kecelakaan tersebut dari orang yang langsung menyaksikannya juga akan membentuk representasi mental tentang kecelakaan tadi. Hanya saja terjadi perbedaan representasi mental pada kedua orang itu.
4. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengar atau terjadi kesalah pahaman ?
Arti yang terkandung dalam suatu rangkaian bunyi bersifat arbitrer atau manasuka. Arbitrer atau manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Apakah seekor hewan dengan ciri-ciri tertentu dinamakan anjing, dog, hund, chien atau canis itu tergantung dari kesepakatan anggota masyarakat bahasa itu masing-masing.
5. Unsur2 yang dapat mendorong ekspresi diri dari Fungsi bahasa.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain : - agar menarik perhatian orang lain terhadap kita, - keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri (Gorys Keraf, 1997 :4).